Saat kita ingin membuka usaha sudah pasti akan berhubungan dengan klasifikasi bidang usaha yang akan dikerjakan. Tentunya hal tersebut tidak terlepas dengan dokumen perizinan yang harus diurus seperti Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Izin Lokasi, dll.
Kelengkapan dokumen-dokumen perizinan tersebut nantinya akan mempermudah kita jika ingin mengikuti suatu peluang tender pengadaan barang/jasa. Dokumen-dokumen tersebut harus mempunyai lineriatas dalam klasifikasi bidang usahanya atau istilahnya KBLI, yaitu Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia.
Jadi KBLI adalah sistem pengkategorian baku dari berbagai bidang kegiatan usaha yang nantinya perusahaan dapat lebih jelas menyampaikan bidang keahliannya.
Tips Memilih KLBI yang Tepat
Sejalan dengan perkembangan kegiatan ekonomi yang semakin beragam tentunya sebagai pelaku usaha kadang kala dibuat bingung dengan rincian penyusunan kualifikasi bidang usaha pada KBLI. Sayangnya ketika kita mau mengurus legalitas atau perizinan di notaris, tidak semua notaris berinisiatif menggali kegiatan operasional kegiatan usaha klien.
Tak jarang, kode KBLI yang dicantumkan merupakan hasil “perkiraan” notaris dan ini bisa merepotkan jika ternyata dugaannya tidak sesuai dengan kegiatan usaha yang sebenarnya. Maka pastikanlah bahwa kita sudah mengetahui kode KBLI yang tepat untuk bisnis yang akan dijalankan sebelum mengurus legalitas dan perizinan usaha.
Agar terhindar dari masalah tersebut dan calon pelaku usaha bisa memilih KBLI yang tepat, berikut tips yang bisa kami berikan untuk pemula:
1. Luangkan waktu untuk memilih kode KBLI yang paling tepat
Sekarang kita tak perlu lagi membuka halaman per halaman buku KBLI resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS, 2017) untuk mencari KBLI usaha, karena sudah ada cara yang lebih nyaman melalui fitur pencarian KBLI di sini. Kita cukup memasukan kegiatan usahanya begerak di bidang apa atau cukup dengan memasukan kode KBLInya.
2. Tentukan jenis kategori KBLI
Penjelasan ini terkait kategori KBLI yang sesuai (5-10 misalnya), lalu diskusikan bersama mitra pendiri usaha untuk memilih hanya 3 kode KBLI 4-5 digit.
3. Jadikan visi dan misi perusahaan sesuai dengan kriteria
Hal ini sangat penting mengingat visi dan misi perusahaan harus sesuai dengan kriteria utama dalam memilih KBLI. Kode yang dipilih tidak hanya harus menggambarkan bidang usaha yang dijalankan saat ini, tapi juga yang berkaitan dengan rencana pengembangan usaha.
4. Kode KBLI Harus Selaras dengan Jenis Usaha yang Dikembangkan
Hal ini perlu kita perhatikan, karena memang sudah kita ketahui bersama bahwa inovasi membuat corak kegiatan operasional usaha semakin beragam dan bisa jadi belum tergolongkan secara khusus di dalam KBLI.
Misalkan, pakaian jadi rajutan dan sulaman/bordir yang fokus kegiatannya mencakup pembuatan pakaian jadi dari bahan rajutan atau sulaman dan barang-barang jadi lain, seperti sweater, kardigan, baju kaos, mantel, dan barang sejenisnya – industri kaos kaki, termasuk kaos kaki, stocking, pantyhose.
Sementara itu proses produksinya disub-kontrakkan ke beberapa perusahaan vendor. Ternyata fokus perusahaan yang akan dijalankan adalah di kegiatan memasarkan produk pakaian melalui pesanan (surat, telepon atau internet).
Dengan semakin strategisnya peranan dan penggunaan KBLI, yang tidak hanya dirancang untuk keperluan analisis ekonomi, tetapi juga digunakan sebagai dasar penentuan kualifikasi Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), maka memahami KBLI menjadi semakin penting bagi perusahaan kita untuk naik kelas.
Bagaimana? Masih bingung menentukan KBLI? Yuk, konsultasikan Bersama kami di
Source: bisnis.com, indozone.com